Rabu, 23 Februari 2011

ALHAMDULILLAH

ALHAMDULILLAH
Salah satu gizi spiritual dalam menghadapi kehidupan adalah bersahabat dengan “alhamdulillah” yang artinya segala puji bagi Allah Swt. Orang-orang yang sering bersahabat dengan “gizi spiritual” ini, insyaAllah hidupnya akan lebih bahagia dibanding yang mereka duga.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menitipkan kepadaku seorang suami, sebab banyak orang yang ingin bersuami namun belum menemukannya. Suami dengan segala keangkuhannya, menyebabkan hambamu ini mampu belajar sabar.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menitipkan kepadaku seorang istri, sebab banyak orang yang ingin beristri namun belum menemukannya. Istri dengan segala kesulitannya untuk dididik, menyebabkan hambamu ini harus banyak belajar ilmu “Andragogy”, yaitu pendidikan untuk orang-orang dewasa.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menitipkan kepadaku beberapa anak, sebab banyak orang yang ingin punya anak namun belum engkau izinkan dan juga banyak yang belum punya anak karena memang belum ketemu jodoh. Anak dengan segala kesulitannya untuk dinasehati, menyebabkan hambamu ini harus banyak menambah ilmu agar sesuai dengan perkembangan zaman anak-anak. Dengan kehadiran anak-anak, justru menyebabkan hambamu malu kalau mau bertengkar dengan istri dan suami.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau menitipkan kepadaku seorang atasan pemarah dan sering mengungkit-ngungkit berbagai masalah, sebab banyak orang yang tidak punya atasan, bukan karena dirinya atasan tapi karena dirinya menganggur. Dengan atasan pemarah hambamu berkesempatan untuk mendoakan semoga beliau segera sadar bahwa kemarahan akan menghancurkan siklus kehidupan dirinya sendiri.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau menitipkan kepadaku banyak karyawan, yang sebagiannya suka demo minta tuntutan gaji dan kesejahteraan lainnya, sebab banyak orang tidak punya karyawan sebab sudah lima tahun belakangan ini perusahaannya gulung tikar dan bahkan tikarnyapun sampai tidak ada yang digulung. Dengan punya karyawan, semoga hambamu bisa menjadi salah satu jalan rizki bagi mereka dengan seizin Engkau ya Allah.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menitipkan orang-orang disekelilingku sebagian ada yang menyakiti, walaupun hamba-Mu ini telah berusaha untuk berbuat baik kepada siapapun sekuat kemampuan. Sebab, banyak orang yang tidak pernah disakiti orang lain karena dalam hidupnya tidak pernah bergaul dengan masyarakat banyak. Semoga dengan disakiti dan hambamu tetap ingin berbuat baik dengan yang menyakiti menyebabkan Engkau akan mengabulkan doa-doa orang yang terdhzolimi ini.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau memberi kesempatan kepadaku, kuliah tidak sesuai dengan jurusan pilihan pertama, sebab banyak orang yang tidak pernah menikmati jurusan kuliah karena kekurangan dana untuk memenuhi keinginannya kuliah. Dengan kuliah tidak sesuai jurusan, semoga akan punya lebih dari satu keahlian, keahlian pertama adalah jurusan ketika kuliah dan keahlian lainnya adalah mempelajari sendiri banyak hal yang dulu dicita-citakan.

Banyak hal didunia ini yang bisa kita syukuri dengan mengucapkan “Alhamdulillah”, dan dengan sering mengucapkan alhamdulillah, milyaran peluang prestasi akan mengejar-ngejar kita.

Banyak hal didunia ini yang kita tidak siap menyukuri dengan mengucapkan “Alhamdulillah dan dengan sering merasa berat dan bahkan enggan mengucapkan alhamdulillah, milyaran peluang prestasi akan lari meninggalkan kita.

Hadapi Hidup ini dengan "alhamdulillah"

JANGAN PERNAH MENGELUH

JANGAN PERNAH MENGELUH
Barangkali pekerjaan paling enak selain tidur itu adalah mengeluh. Lho? Iya, soalnya dengan mengeluh, kita akan mengeluarkan semua unek-unek kita, melampiaskan apa yang sedang bercokol di hati kita saat ini. Dan kita akan merasa plong setelah mengeluh itu. Lho itu kan curhat? Beda dong sama mengeluh? Nah, inilah yang kadang saya sendiri tidak bisa membedakan antara curhat, mengeluh, konsultasi, ato... nah ini yang berbahaya, kalo ternyata perbuatan yang dilakukan itu dilandasi oleh ketidaksyukuran kita terhadap apa yang kita dapatkan saat ini, yang bisa membawa kita kepada apa yang disebut kufur nikmat.

Kalo kita curhat, ato konsultasi, menurut ana kita memang sedang berada dalam masalah, dan kita dalam kondisi ingin menghadapi masalah itu dan menyelesaikannya, serta dilandasi oleh pemahaman bahwa apa yang kita hadapi adalah bagian dari kehidupan, bagian dari skenario Allah terhadap diri kita. Sedangkan kalo mengeluh, menurut saya, itu lebih disebabkan oleh kelemahan mental kita dalam menghadapi hidup, ketidakmampuan kita dalam mengatasi problem yang ada, keinginan agar persoalan itu hilang tanpa ada usaha, bukan menyelesaikannya, dan juga bisa jadi karena ketidaksyukuran kita terhadap apa yang Allah anugerahkan kepada kita. Dan mengeluh biasanya itu disebabkan oleh masalah-masalah keduniawian. Gak punya mobil lah, gak punya hape keren kayak teman lah, gak punya perabot kayak tetangga lah, dan laen laen.

Siapa yang repot coba kalo gitu? Ya orang yang dikeluhi, kalo yang dikeluhkesahi adalah hal itu-itu saja, yang nampak bukan sebuah ketegaran hidup, tapi keinginan agar hidupnya berubah sekejap mata, tanpa ada usaha. Kita bisa bayangkan, bagaimana kalo tiap hari kita bertemu dengan orang yang omongannya gitu-gitu aja, mengelug terus. Katanya orang surabaya, "Gak onok syukure, ngersulo thok" alias gak pernah bersyukur, mengeluh terus.

Masalahnya kalo yang dikeluhkesahi adalah sama-sama gak bisa menyelesaikan masalah, maka hal itu bisa berlarut-larut tanpa ada penyelesaian. Sehingga, kita yang seharusnya berfikir bagaimana bermanfaat bagi orang lain, mencari penyelesaian masalah orang lain, malah sebaliknya.

Karena itulah, kita harus benar-benar memahami, hakikat dari kehidupan ini. Hakikat bahwa Allah-lah tempat kita bergantung. Hakikat bahwa kehidupan ini hanyalah sementara. Hakikat akan dunia yang fana. Hakikat akan hidup yang sebenarnya. Sehingga kita akan mendapat kebahagiaan yang hakiki, bukan kebahagiaan yang semu.

Senin, 21 Februari 2011

PANITIA FARMASI DAN TERAPI

PANITIA FARMASI DAN TERAPI (PFT)
Merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan
Menyerap 40-60% dari anggaran pelayanan kesehatan
Kebutuhan makin meningkat
Jumlah obat semakin banyak
Penggunasalahan meningkat

PERLU DIATUR : dikelola dg baik agar penggunaan efektif dan
efisien

BILA PENGATURAN DAN PENGELOLAAN KURANG
PROFESIONAL : akan menjadi masalah
TUJUAN PFT
PENGGUNAAN OBAT SECARA
RASIONAL (POSR) :
DRP Minimal


PELAKSANA PFT
DOKTER : ketua dan anggota (wakil dari spesialisasi yang ada)
APOTEKER : sekretaris (dari instalasi Farmasi)
PERAWAT : Anggota (dari bidang Perawatan)
Manajemen RS dan Koordinator QA

Dasar hukum :
PERMENKES 085/1989 tentang kewajiban menuliskan resep dan/atau menggunakan obat generik di fasilitas kesehatan pemerintah
JUKLAK DIRJEN YANMED 0428/1989
JUKNIS DIRJEN YANMED 1467/1989 tentang pembentukan KFT di rumah sakit
TUGAS PFT
Memformulasikan kebijakan tentang evaluasi, seleksi dan terapi obat yang digunakan di RS

Memformulasikan kebijakan RS untuk meningkatkan pengetahuan dokter, perawat dan farmasi RS tentang obat dan penggunaan obat

 menyusun standard diagnosa & terapi
formularium RS
tata laksana obat
pengkajian penggunaan obat
monitoring efek samping obat
melakukan uji klinik obat
FUNGSI PFT
Sebagai badan penasehat bagi pimpinan RS dan staf medik dalam segala hal yang menyangkut obat
Menyusun dan mengembangkan Formularium Obat yang disepakati digunakan di RS
Menseleksi obat yang boleh dan ditolak digunakan di RS
Membuat kategori obat yang dipakai di RS
FUNGSI PFT (lanjutan)
5. Membantu FRS mengkaji dan mengembangkan kebijakan dan peraturan pemakaian obat yang dikaitkan dg peraturan pemerintah

6. Mengkaji penggunaan obat di RS dan mempromosikan standard terapi untuk pengobatan yang rasional

7. Mengumpulkan dan mengkaji laporan Efek Samping Obat

8. Membuat edaran/buletin yang bersifat ilmiah dan mendidik tentang obat untuk lingkungan RS
TUGAS KHUSUS PFT
Menentukan “Automatic Stop Order” untuk obat berbahaya
Contoh : narkotik, sedatif, hipnotik, antikoagulan
Membuat daftar obat emergensi
Membuat program pelaporan ESO
Melaksanakan pengkajian penggunaan obat (DUS)
FORMULARIUM RS
Adalah kompilasi dari nama obat yang telah disepakati untuk digunakan di RS, beserta informasi tentang dosis, indikasi, kontra indikasi, peringatan, efek samping, toksisitas dll

Membantu klinisi untuk memilih obat yang paling efektif, aman, ekonomis (POSR)

Perlu di revisi secara berkala sesuai perkembangan ilmu farmasi dan kedokteran
DASAR PEMBENTUKAN FORMULARIUM
DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional)

Usulan SMF (Staf Medis Fungsional)

 Rapat pleno PFT
SISTEM FORMULARIUM
Adalah metode dimana staf medis pada suatu institusi bekerja melalui PFT yang mengevaluasi, memperkirakan dan menseleksi seluruh jumlah obat yang tersedia dan dipertimbangkan agar bermanfaat untuk pelayanan pasien

Merupakan alat penting untuk meyakinkan kualitas penggunaan obat dan kontrol harga obat
MANFAAT FORMULARIUM
TERAPEUTIK
Memudahkan dokter dan apoteker untuk memberikan obat yang rasional bagi pasien

EKONOMI
Menghilangkan duplikasi obat sehingga mengurangi duplikasi pengadaan obat dan memberikan harga yang rendah kepada pasien

EDUKASI
formularium yg baik berisi informasi monografi obat terstandar dan informasi tambahan mengenai obat untuk kepentingan edukasi
SUSUNAN FORMULARIUM
Halaman judul
Nama anggota PFT
Daftar isi
Informasi kebijakan RS dan prosedur mengenai obat :
- bahasan dan pelaksanaan sistem
formularium
- peresepan dan penyerahan obat
- pelayanan farmasi rumah sakit
- tatacara menggunakan formularium
SUSUNAN FORMULARIUM (lanjutan)
5. Produk yang digunakan :
- termasuk item dan perubahan edisi sebelumnya
- nama generik dan paten
- kelas terapi

6. Tambahan :
- aturan untuk menghitung dosis anak
- standar waktu pemberian obat
- formulir permintaan obat non formularium
- formulir permohonan obat untuk masuk formularium

KATEGORI OBAT
1. OBAT FORMULARIUM
Obat yang direkomendasi sbg obat esensial untuk
perawatan pasien dan ada di pasaran.
Semua dokter boleh menulis obat ini.

2. OBAT YANG DISETUJUI UNTUK PERIODE
PERCOBAAN
Obat yang sudah beredar di pasaran, tapi baru
diusulkan masuk formularium dan perlu dievaluasi
selama 3 atau 6 atau 12 bulan oleh PFT.
Selama masa ini dokter boleh menulis obat ini,
kemudian dievaluasi dan diputuskan diterima atau
ditolak .
KATEGORI OBAT (lanjutan)
3. OBAT FORMULARIUM KHUSUS
Obat yang beredar di pasaran, direkomendasikan
untuk pasien tertentu.
Obat ini diterima rapat PFT atas usul anggota PFT atau
dokter lain dan ditentukan siapa saja yang boleh
menulis resep obat itu.

4. OBAT UJI KLINIK (INVESTIGATIONAL DRUGS)
Obat ini belum beredar di pasaran, tapi oleh BPOM
diijinkan dipakai oleh peneliti utama untuk Uji Klinik,
dibawah tanggung jawab PFT .
Informasi khusus formularium
Daftar singkatan yang disetujui rumah sakit
Aturan menghitung dosis anak
Daftar produk bebas gula
Daftar isi kotak emergesi
Petunjuk dosis untuk pasien gagal fungsi ginjal
Tabel interaksi obat
Daftar antidot untuk racun
Sistem menghitung berdasar skala dan tabel
KEGIATAN PFT
RAPAT : minimal 2 bulan sekali
NOTULEN RAPAT
DAFTAR HADIR : keputusan lebih dari ½ jumlah anggota
EVALUASI
REKOMENDASI
TINDAK LANJUT
TERIMAKASIH
ORGANISASI FARMASI RS
DALAM MENCAPAI TUJUAN :

Kebijakan PFT : penyusunan obat
secara rasional
Fasilitas
SDM
Sistem satu pintu : efektif, aman, efisien

DOEN

DOEN (DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL)
PENDAHULUAN
Konsep Obat Esensial di Indonesia mulai diperkenalkan dengan dikeluarkannya Daftar Obat Esensial (DOEN) yang pertama yaitu tahun 1980, dan dengan terbitnya Kebijakan Obat Nasional tahun 1983, yang merupakan penerapan konsep pemilihan obat

Daftar obat esensial merupakan daftar berisikan obat terpilih yang paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia di unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatannya.
Kriteria Obat Esensial Nasional:

1. Memiliki rasio manfaat-resiko yang paling menguntungkan penderita
2. Mutu terjamin
3. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
4. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
5. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan
penerimaan oleh penderita
6. Memiliki rasio manfaat-rasio yang tertinggi yangberdasarkan biaya langsung dan tidak langsung

Tujuan Penerapan Obat Esensial Nasional :
Untuk meningkatkan, ketepatan, keamanan, kerasionalan penggunaan dan pengolahan obat yang sekaligus menigkatkan daya guna dan hasil guna biaya yang tersedia sebagai salah satu langkah untuk memperluas, memeratakan dan meningkatkan mutu.
Kepanitiaan :

Struktur organisasi KomNas DOEN terdiri dari :
1. Tim ahli
2. Konsultan
3. Pengelola program
4. Sekretariat pelaksana
Cara Revisi KomNas DOEN :
1. Pengusulan
2. Kompilasi Usulan
3. Materi Revisi
4 Kriteria Pembahasan
5. Cara Pembahasan Revisi

KESIMPULAN
Daftar Obat Esensial direvisi oleh komNas DOEN secara periodik tiap 3 tahun
PERBEKALAN KESEHATAN
SISTIM DISTRIBUSI OBAT PASIEN RAWAT INAP
DEFENISI : Sistim Distribusi Obat di rumah sakit merupakan rangkaian kegiatan pelayanan farmasi, meliputi :

Mulai dari diterimanya resep atau instruksi pemberian obat

Penyiapan obat dan

Menyalurkannya ke area perawatan.

TUJUAN SISTIM DISTRIBUSI OBAT
Pemberian obat yang tepat dan benar untuk setiap pasien.
Dosis dan jumlah obat yang diberikan sesuai resep.
Obat diberikan dalam kemasan yang dapat menjamin potensi setiap obat terjaga stabil.
Setiap obat dilengkapi informasi yang jelas.

ORGANISASI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (IFRS)‏
Management (Manager)‏
Proffesional Staff (Staf Profesional)‏
Support Staff (Staf Pendukung)‏


1. Management
Terdiri dari beberapa orang Apoteker Penanggung Jawab dan adakalanya bersama Apoteker Pendamping. Mereka sebagai Manager bertanggung jawab penuh terhadap :
Pengadaan.
Distribusi.
Mengontrol semua obat yang digunakan dalam institusi rumah sakit.
Mengatur aktivitas setiap personil yang ada dalam unit IFRS.
2. Proffesional Staff (Staf Profesional)‏
Terdiri dari beberapa orang Apoteker sebagai Supervisor, mereka bertanggung jawab terhadap :
Pengadaan.
Distribusi.
Mengontrol semua obat yang digunakan dalam institusi rumah sakit.
Supervisi terhadap Support Staff dalam melakukan semua aktivitas tanggung jawab didalam unit IFRS.
3. Support Staff (Staf Pendukung)‏
Personil ini seringkali terdiri dari Asisten Farmasi dan Analis Farmasi yang terlatih, dibantu oleh tenaga tehnis yang telah dididik.
I. Berdasarkan Ada Tidaknya Satelit Farmasi
Dibagi 2 kategori :
Sistim Sentralisasi :
Semua kebutuhan pasien disuplai secara sentral oleh IFRS pusat ke semua area perawatan pasien.
Sistim Desentralisasi :
Semua kebutuhan pasien disuplai dari depo (cabang IFRS) yang berada disekitar area perawatan pasien. Depo IFRS tersebar di beberapa lokasi di rumah sakit.
II. Berdasarkan Jenis Distribusi (Sistim Secara Umum)‏
Bulk Ward Stock (Persediaan Lengkap di Ruang Perawatan)‏
Individual Drug Order (Sistim Resep Individu)‏
Unit Dose (Unit Dosis)‏
Kombinasi dari 1, 2, 3
Faktor Bulk Ward Stock Individual Drug Order Unit Dose

Biaya obat dan distribusi

Biaya personil Apoteker


Biaya personil perawat

Resiko obat hilang

Resiko salah obat

Rendah Medium-Rendah Tinggi


Rendah Medium Tinggi



Medium-Rendah Rendah Rendah



Tinggi (jadi tinggi) Medium Rendah


Tinggi (jadi tinggi) Medium-Low Rendah

III. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1197/Menkes/SK/2004
Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada.
Metode distribusi:
Sentralisasi
Desentralisasi.
Sistim distribusi:
Flor Stock (Persediaan Lengkap Ruangan)‏
Resep Individu
Dosis Unit atau
Kombinasi.

Keuntungan & Kelemahan Ward Stock/ Floor Stock
1.1. Keuntungan Ward Stock:
Jarak waktu antara penulisan resep & penyiapan obat dapat diperpendek. Hal ini akan menguntungkan pada situasi tertentu seperti :
Pada unit emergensi atau ruang operasi, obat biasanya dibutuhkan pasien segera setelah dokter menuliskan resep.
Pada situasi pasien yang kritis, obat-obatan dibutuhkan disimpan sekitar area pasien dirawat, karena seringkali hanya tersedia waktu sangat singkat untuk membantu penyelamatan pasien.
Untuk volume obat yang tinggi dan harga obat yang rendah, dapat didistribusikan dengan sistim ini bila resiko “medication error” rendah.
1.2.Kelemahan Ward Stock :
Resiko terjadi “medication error” tinggi, karena kontrol oleh instalasi farmasi terbatas.
Resiko terjadi obat hilang tinggi.
“Cost” personil perawat meningkat.
Perawat punya lebih sedikit waktu untuk merawat pasien.
2. Individual Drug Order (Resep Individu)‏
Pendistribusian obat/ perbekalan farmasi berdasarkan resep yang diberikan untuk setiap pasien.

Pelayanan dilakukan melalui IFRS pusat atau IFRS cabang (depo/ satelit farmasi/ apotik satelit).
Keuntungan & Kelemahan Sistim Resep Individu
2.1. Keuntungan Sistim Resep Individu:
Obat disediakan sesuai resep yang ditulis untuk setiap pasien.
Tingkat ketelitian lebih tinggi, resiko “medication error” lebih rendah.
Apoteker dapat mengevaluasi kelayakan terapi.
Pola pengobatan setiap pasien dapat dijaga.
Apotik menagih biaya obat pada pasien lebih mudah.
Interval waktu penyediaan obat dapat dibatasi (diatur) ---> Bila obat dibutuhkan untuk konsumsi 6 hari, awalnya dapat diberikan untuk konsumsi 3hari. Setelah 3 hari pasien dapat kembali mengambil sisa untuk 3 hari berikutnya.
Kontrol terhadap inventory obat lebih teliti.
2.2. Kelemahan Sistim Resep Individu :
Aktifitas IFRS meningkat, dibutuhkan lebih banyak personil farmasi.
Seringkali obat yang telah dibayar, hanya sebahagian yang dikonsumsi pasien (tidak diberikan hingga habis).
Berpotensi terjadi pemborosan biaya obat bagi pasien.
Resiko terjadi pencurian (penghilangan) obat meningkat.
3. Unit Dose (Unit Dosis)‏
Pendistribusian melalui resep perseorangan, diberikan/ digunakan dan dibayar dalam unit dosis tunggal atau ganda, dikemas untuk satu kali pemakaian yang siap dikonsumsi.

Diberikan maksimal untuk kebutuhan 24 jam.

Disimpan dalam laci terpisah untuk setiap pasien.

Pelayanan dilakukan oleh satelit/ depo farmasi.
Keuntungan & Kelemahan Sistim Unit Dosis
3.1. Keuntungan :
Bagi Pasien :
Pasien hanya membayar obat yang dikonsumsi ----> menghemat biaya obat.
Menciptakan pengawasan ganda oleh farmasi juga perawat.
Bagi Perawat :
Punya lebih banyak waktu untuk merawat pasien.
Bagi Rumah Sakit :
Mengurangi resiko kehilangan obat
Kontrol terhadap sirkulasi obat lebih baik
Membantu pasien untuk efisiensi biaya obat.
Bagi Farmasi:
Inventori kontrol lebih baik (lebih efisien)‏
Mengurangi masalah obat retur.
3.2. Kelemahan Sistim Unit Dose :
Butuh lebih banyak tenaga farmasi untuk pelaksanaannya (biaya personil Apoteker jadi lebih tinggi).

Biaya distribusi obat jadi lebih tinggi.
Contoh Pemberian Obat Sistim Unit Dosis
Bila Resep :
Obat A , 2x1
Obat B, 3x1
Obat C, 4x1

Maka unit dosis satu kali konsumsi untuk pemakaian selama 24 jam:
Siang : B + C
Sore : A + B + C
Malam : C
Pagi : A + B + C
REFFERENSI
Depkes RI, “Keputusan Menteri Kesehatan No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit”, Jakarta, Depkes RI, 2004.
King Robert E., “Dispensing of Medication”, Mack Publishing Co., 1984.
Managemen Sciences for Heath MSH, “Managing Drug Supply”, 2nd Ed, Kumarian Press, USA, 1997.

PHARMACEUTICAL CARE

PHARMACEUTICAL CARE
(Falsafah Praktek Farmasi)
Penggunaan obat demi tercapainya peningkatan kualitas hidup manusia yang bertujuan untuk :
- Menyembuhkan penyakit
- Mengurangi gejala penyakit
- Menahan/memperlambat proses penyebaran penyakit
- Mencegah penyakit/gejala penyaki
PERAN MENDASAR PROFESI FARMASI
- Mengidentifikasi Drug Related Problem (DRP)
- Mencegah Drug Related Problem
- Memecahkan Drug Related Problem

TUJUAN KONAS
Tujuan KONAS adalah untuk menjamin:
1. Ketersediaan , pemerataan, dan keterjangkauan obat esensial
2. Keamanan, khasiat dan mutu semua obat yang beredar serta penggunaan obat yang rasional.
3. Masyarakat terlindung dari salah penggunaan dan penyalahgunaan obat

KRITERIA PEMILIHAN DOEN

1. Memiliki rasio manfaat-resiko yang paling menguntungkan penderita
2. Mutu terjamin
3. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
4. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
5. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh penderita
6. Memiliki rasio manfaat-biaya yang tertinggi yang berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung

7 OUTPUT PENGADAAN EFEKTIF
1. Membeli obat-obatan yang tepat dalam jumlah yang tepat
2. Memperoleh harga pembelian serendah mungkin
3. Yakin bahwa seluruh obat yang dibeli standar kualitasnya diketahui
4. Mengatur pengiriman obat dari penyalur secara berkala (dalam waktu tertentu)
5. Menghindari kelebihan persediaan maupun kekurangan persediaan
6. Yakin akan keandalan penyalur dalam hal pemberian servis dan kualitas
7. Atur jadwal pembelian obat dan tingkat penyimpanan yang aman untuk mencapai total biaya rendah.

13 PRINSIP PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI YANG BAIK
1. Pengadaan dengan nama generic
2. Pengadaan terbatas untuk DOEN dan daftar formularium
3. Pengadaan dalam jumlah besar
4. Kualifikasi dan pemantauan penyalur formal
5. Pengadaan yang kompetitif
6. Komitmen sumber tunggal
7. Kuantitas pesanan berdasarkan perkiraan kebutuhan kini yang terpercaya
8. Manajemen dengan pembayaran terpercaya dan keuangan yang baik
9. Transparansi dan prosedur tertulis
10. Pemisahan fungsi-fungsi kunci
11. Program QA produk
12. Pemeriksaan tahunan dengan laporan yang dipublikasikan
13. Laporan rutin pada kegiatan pengadaan

FUNGSI PENGADAAN HARUS TERPISAH
1. Pemilihan obat
2. Penentuan jumlah kebutuhan obat
3. Persiapan spesifikasi produk
4. Persetujuan supplier (prekualifikasi & postkualifikasi)
5. Penyesuaian dan penyerahan penawaran
Tanpa pemisahan fungsi, proses pengadaan akan lebih mudah terpengaruh oleh tujuan-tujuan tertentu. Dengan pemisahan fungsi tersebut memberikan kontribusi bagi profesionalisme dan pertanggungjawaban.







SISTEM PELAYANAN 1 PINTU
Adalah sistem dimana Instalasi Farmasi mempunyai garis koordinasi dengan apotek lain atau apotek pihak ketiga yang berdiri dilingkungan RS. Tanggung jawab dipegang oleh kepala IF RS.
Keuntungan efisiensi ruangan, penggajian tenaga farmasi, laporan lebih mudah terkoordinasi, meminimalisasi resiko kehilangan obat.
MENGAPA SISTEM DISTRIBUSI UNIT DOSE MEMUNGKINKAN TERLAKSANANYA PELAYANAN FARMASI KLINIK?
Karena sistem ini farmasis bertanggung jawab tidak hanya terhadap pengiriman produk obaat yang telah disiapkan secara hati-hati kepada pasien yang aman, akurat dan tepat waktu, tapi juga untuk pemantauan secara prospektif semua terapi obat yang dianjurkan untuk mendapatkan dosis yang sesuai antar terapi dengan kondisi pasien, efektivitas biaya terapi dan potensi untuk interaksi obat.

ANALISA VEN
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat yang terbatas yakni dengan mengelompokkan obat berdasarkan dampak tiap jenis obat pada kesehatan
- V (Vital) => kelompok obat penyelamat hidup (life saving drug), obat untuk pelayanan kesehatan pokok (vaksin), obat untuk mengatasi penyakit-penyakit penyebab kematian besar.
- E (Essential) => kelompok obat yang bekerja kausal (bekerja pada sumber penyebab penyakit)
- N (Non Essential) => merupakan obat-obat penunjang, yaitu obat yang kerjanya ringan dan biasanya digunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan ringan (vitamin)

ANALISA ABC / PARETO
Disusun berdasarkan observasi dalam pengadaan persediaan obat, yang paling banyak ditemukan adalah tingkat konsumsi pertahun hanya diwakili oleh relative kecil sejumlah item. Analisa ABC mengelompokkan item obat berdasarkan kebutuhan dananya, yaitu :
a. Kelompok A => kelompok jenis obat yang jumah nilai rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan sekitar 70% dari jumlah dana obat keseluruhan
b. Kelompok B => kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 20% dari jumlah dana obat keseluruhan.
c. Kelompok C => kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan sekitar 10% dari jumlah dana obat keseluruhan.
Jika kedua metode digabungkan :
A B C
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC

7 FUNGSI PERSEDIAAN
1. Untuk menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman barang yang dibutuhkan oleh RS.
2. Untuk mencegah resiko jika barang yang dipesan kualitasnya tidak baik sehingga harus dikembalikan.
3. Untuk menghilangkan rssiko kenaikan harga barang.
4. Untuk mendapatkan keuntungan dari pembelian
5. Untuk menyiapkan nbahan atau obat yang dimasukan secara musiman sehingga RS tidak mengalami kesulitan bila bahan tersebut tidak ada dipasaran
6. Untuk memberikan pelayanan bagi pasien (kelengkapan dan ketersediaan obat)
7. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas. (quantity discount)






KATEGORI DRP
1. Tidak tepat indikasi
Misalnya : pada pasien demam berdarah diberikan obat penurun panas (Paracetamol, Asetosal)
2. Tidak tepat regimen (dosis, cara pemberian)
Misalnya : Obat – obat maag tidak tepat diberikan setelah makan.
3. Tidak tepat obat
Misalnya : Paracetamol tidak tepat untuk pasien gagal ginjal
4. Adanya interaksi obat
Misalnya : Pemberian Tetracyclin diberikan dengan Antasida (terutama yang mengandung unsur Calcium dan Aluminium) akan mengurangikerja Tetracyclin, karena terjadi ikatan kompleks dengan Tetracyclin yang tidak dapat melarut dalam cairan gastro – intestinal.
5. Masalah karena efek samping obat
Misalnya : Obat jantung dapat menyebabkan batuk jadi perlu ditambah obat batuk dan akan memberikan efek samping yang lain
6. Tidak mendapat obat
Misalnya : tidak mempunyai uang, obat kosong, obat tidak diminum.

OBAT PADA KEHAMILAN DAN MENYUSUI

PENGGUNAAN OBAT PADA KEHAMILAN DAN MENYUSUI

Teratogenesis Adalah bahan yang dapat menyebabkan atau berpengaruh terhadap malformasi atau kelainan fisiologis janin.
Teratogen : setiap faktor yang menyebabkan teratogenesis
Faktor Penyebab :
Unknown : 65 – 70%
Genetik : 20%
Chromosom aberration : 5-10%
Faktor lingkungan (Maternal/fetal) : 5-10%
Obat : 2-5%
Infeksi : 2 – 3% (CMV, rubella)
Penyakit : 1-2% (Epilepsi)
Radiasi : < 1%


Fetotoxin
Obat, yang digunakan oleh wanita hamil dan menyebabkan ‘fetal toxicity’
Fetal toxicity : reaksi efek yang tidak diharapkan dari obat pada dosis terapi
Contoh obat yang bersifat teratogen:
Tetrasiklin
Fenitoin
Penisilamin
Litium
NSAID


Teratogenesis dipengaruhi oleh:
Kemampuan obat berpindah melalui sawar uri
Efek farmakologis dan idiosinkrasi
Waktu terjadinya pemaparan obat
Kemampuan obat berpindah melalui sawar uri
Lebih mudah dilakukan oleh obat yang lipofil dan tidak terionisasi
Obat yang bersifat basa cenderung terperangkap dalam sirkulasi darah janin.
Hal ini dimanfaatkan untuk pengobatan janin, contoh: flekainid.
Mekanisme transfer
Difusi sederhana (untuk sebagian besar obat)
Difusi yang difasilitasi (glukosa)
Transport aktif (beberapa vitamin, asam amino)
Pinositosis (antibodi sistem imun)
Perusakan antar sel (eritrosit)
Faktor yang mempengaruhi perpindahan obat pd sawar uri
Berat molekul
Kelarutan dalam lemak
Ionisasi
Ikatan protein
Aliran darah dlm umbilikal dan uterus
Penyakit pada ibu
Efek farmakologis dan idiosinkrasi
Obat-obat tertentu memberi efek farmakologis yang lebih kuat secara langsung pada janin
Contoh: kortikosteroid dosis besar
Sifatnya idiosinkrasi
Waktu pemaparan obat (1)
Pada 2 minggu pertama konsepsi: efek “semua atau sama sekali tidak”.
Pada trimester pertama (10 minggu pertama = organogenesis) : paling berisiko besar terhadap perkembangan janin.
Pada trimester kedua dan ketiga: dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembanagn fungsional janin atau efek toksik pada jaringan janin.

Waktu pemaparan obat (2)
Diberikan sesaat sebelum kelahiran: memberikan efek samping pada saat kelahiran atau pada neonatus setelah kelahiran.
Perhatikan: obat yang teratogenik yang dihentikan pemakaiannya sebelum konsepsi dapat tetap ada di tubuh selama organogenesis.
Penyebab malformasi kongenital
Monogenic origin
Abnormalitas kromosom
Interaksi antara hereditary tendencies dan nongenetic, environmental factors
Environmental factors
Tidak diketahui pasti (unknown)

Environmental factors
Teratogenic viruses:
fetal rubella syndrome (katarak, penyakit jantung, tuli)
Cytomegalovirus infection,menyebabkan tuli, retardasi mental
Protozoa:
Toxoplasma gondii, toksisitas yg terjadi: hepatosplenomegali, ikterus, maculopapular rash, hidrosefalus, mikrosefalus, korioretinitis, kalsifikasi serebral
Perubahan farmakokinetika selama kehamilan
Distribusi
terjadi peningkatan kadar air dan lemak total dalam tubuh, sehingga volume distribusi untuk kebanyakan obat meningkat.
Metabolisme
progesteron endogen yang meningkat pada kehamilan dapat menginduksi enzim sehingga metabolisme obat tertentu meningkat.
Perubahan farmakokinetika (2)
3. Ekskresi
laju filtrasi glomeruler meningkat sampai 50% pada saat kehamilan sampai kelahiran. Sehingga klirens obat yang diekskresi melalui ginjal dalam bentuk tak berubah akan meningkat.
Obat yang bersifat teratogenik
Antineoplastik: Metotreksat
Penghambat ACE
Antitiroid
Barbiturat
Karbamazepin
Kokain
Turunan kumarin
Dietilstilbestrol
Etanol (dosis tinggi)
Litium



Penggunaan obat saat menyusui
Anggapan yang salah:
Kebanyakan obat dapat dikeluarkan melalui ASI. Namun karena obat terencerkan pada tubuh ibu serta jumlah ASI yang terminum hanya sedikit, berarti obat tidak memberikan efek samping yang bermakna pada bayi yang disusui.
Risiko kepada bayi tergantung pd:
Bioavailabilitas obat pada ibu
Jumlah obat yang mencapai ASI
Jumlah obat yang dicerna oleh bayi
Bioavailabilitas obat pada bayi yang menyusui
Perpindahan obat melalui ASI, dipengaruhi oleh:
Parameter pada ibu
dosis obat – lama terapi - rute pemberian – frekuensi pemberian-metabolisme-klirens ginjal- aliran darah ke payudara- ph ASI – komposisi ASI - kadar obat yang mencapai ASI.
2. Parameter dari obat
bioavailabilitas pada ibu dan bayi, berat molekul, pKa obat, kelarutan pada lemak, ikatan protein
- pH ASI (6,9) < pH plasma (7,4)
kapasitas ikatan protein lebih rendah
kadar lemak lebih tinggi
Parameter pada bayi
Umur bayi – pola/waktu makan/menyusui – jumlah ASI yang dikonsumsi – absorpsi – distribusi – metabolisme dan eliminasi obat
Sifat fisikokimia obat
pKa
obat yang bersifat basa akan lebih banyak terdistribusi hingga ASI daripada obat yang bersifat asam.
Ikatan protein
obat yang banyak berikatan dengan protein cenderung tetap berada pada plasma ibu.
Lipofilitas
semakin lipofil obat, semakin banyak mencapai ASI.
Obat yang dikontra indikasikan saat menyusui
Amfetamin
Antineoplastik
Bromokriptin
Kokain
Ergotamin
Etanol
Heroin
Obat imunosupresan
Litium
Reaksi alergi dan menyusui
Tidak dapat diramalkan dan tidak bergantung kepada dosis
Secara teoretis, dapat menyebabkan hipersensitivitas pada bayi pada kadar yang terlalu rendah untuk memberikan efek farmakologis
Ibu harus segera menghentikan pemakaian obat apabila bayi menunjukkan reaksi hipersensitivitas.
Obat yang dapat mempengaruhi produksi ASI
Obat yang menurunkan produksi ASI:
estrogen
diuretik tiazid (Contoh : HCT)
antagonis serotonin (siproheptadin)
agonis dopamin (bromokriptin)
Obat yang meningkatkan produksi ASI: antagonis dopamin (metoklopramid)

Pedoman peresepan obat kepada ibu hamil
Pertimbangkan perawatan tanpa obat
Obat hanya diresepkan jika manfaat yang diperoleh ibu lebih besar daripada risiko kepada janin
Hindari penggunaan obat pada trimester pertama
Apabila diperlukan, gunakan obat yang keamanannya terhadap ibu hamil telah diketahui dengan pasti, pada dosis efektif terendah, penggunaan sesingkat mungkin
Pedoman peresepan obat kepada ibu hamil (2)
Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dan jangka waktu sesingkat mungkin
Hindari polifarmasi
Pertimbangkan penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan pada beberapa obat, seperti misalnya fenitoin, litium.
Pedoman peresepan obat kepada ibu menyusui
Penggunaan obat yang tidak diperlukan harus dihindari
Jika harus menggunakan obat, pertimbangkan manfaat/risiko pada ibu dan bayi
Pilih rute pemberian dan pembagian obat yang menghasilkan kadar obat terkecil dalam ASI
Jika diberikan obat pada ibu menyusui, maka bayi harus dipantau secara cermat.
Pedoman peresepan obat kepada ibu menyusui (2)
Hentikan sementara menyusui apabila:
Jika obat diketahui memiliki efek berbahaya bagi bayi yang disusui
Jika obat sangat poten, sehingga kadar yang sedikit dalam ASI dapat membahayakan bayi
Jika ibu mengalami gangguan fungsi ginjal dan hati
Hindari penggunaan obat baru

Kategori Risiko Penggunaan Obat pada Kehamilan (FDA)
Kategori Risiko Penggunaan Obat pada Kehamilan (ADEC)
Kategori Risiko Penggunaan Obat pada Masa Menyusui menurut FDA


Contoh Kategori Risiko Penggunaan Obat (FDA)

Obat Bahan Alam yang sebaiknya dihindari pada kehamilan/menyusui karena tidak diketahui dengan pasti keamanannya